SELAMAT DATANG DI BLOG ATPH SMK NEGERI 1 PAGELARAN

Rabu, 11 Mei 2011

MEMUPUK


SILABUS

NAMA SEKOLAH                      : SMK NEGERI I PAGELARAN
KOMPETENSI KEAHLIAN        : AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
MATA PELAJARAN                  : Kompetensi Kejuruan
KELAS/SEMESTER                   : X/genap
STANDAR KOMPETENSI         : Memupuk
KODE KOMPETENSI                : 005.ATPH.KK.104
ALOKASI WAKTU                    :  80 @ 45 menit

KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR
TM
PS
PI
1.     Mengidentifikasi jenis-jenis pupuk anorganik dan organik
· Batasan pupuk dideskripsikan secara tepat
· Unsur hara esensial dikelompokan berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tanaman
· Fungsi setiap unsur hara esensial & defisiensinya dideskripsikan secara jelas dan tepat
· Faktor-faktor yang mempengaruhi pemupukan dianalisa secara tepat.
· Pupuk dikelompokan berdasarkan bahan asal pembentukannya, jumlah kandungan unsure haranya, cara aplikasinya.
· Kelebihan dan kekurangan pupuk organic dan anorganik diidentifikasi secara tepat.
· Batasan pengertian pupuk
· Unsur hara esensial
· Faktor pemupukan
· Sifat-sifat pupuk organic
· Pengelempokan pupuk
· Kelebihan dan kekurangan pupuk organic dan anorganik.
· Mendeskripsikan batasan-batasan pengertian pupuk
· Mengelompokkan unsure hara esensial
· Mendeskripsikan fungsi dan cirri defisiensi dari setiap unsure hara esensial.
· Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap pemupukan
· Mengelompokan pupuk berdasarkan bahan asal pembuatannya, jumlah unsure hara yang terkandung dan cara aplikasinnya.
· Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan pupuk organic dan anorganik.

· Tes tertulis
· Tes  tes lisan
· Penugasan
· Unjuk kerja
8
6
(12)
15
(60)
· Buku dan referensi tentang pupuk
· Contoh macam-macam pupuk
2.   Menghitung kebutuhan pupuk
· Kebutuhan pupuk bagi tanaman dianalisa berdasarkan fase pertumbuhannya
· Kebutuhan pupuk dihitung secara tepat
· Cara  menentukan kebutuhan pupuk bagi tanaman
· Menghitung kebutuhan pupuk bagi tanaman
· Menganalisa kebutuhan pupuk bagi tanaman berdasarkan fase pertumbuhannya
· Menghitung kebutuhan pupuk bagi tanaman
· Tes tulis
· Penugasan
10

10
(40)
· Buku dan referensi tentang pupuk
· Contoh rekomendasi pemupukan pada suatu tanaman
3.   Menggunakan berbagai teknik pemupukan
· Berbagai teknik aplikasi pupuk jelaskan secara tepat
· Bahan dan alat pemupukan disiapkan secara benar
· Pupuk ditimbang/ditakar sesuai dengan hasil perhitungan
· Pupuk diaplikasikan secara tepat pada tanaman
· Aplikasi pupuk pada tanaman
· Alat dan baha memupuk
· Aplikasi teknik pemupukan pada tanaman
· Menjelaskan berbagai teknik aplikasi pupuk pada tanaman
· Menyiapkan alat dan bahan pemupukan
· Mengaplikasikan / Melakukan pemupukan
· Tes tlis
· Unjuk kerja
8
8
(16)
15
(60)
· Buku dan referensi tentang pupuk
· Alat dan bahan memupuk
· Tanaman yang akan dipupuk














· Batasan pengertian pupuk
· Unsur hara esensial
· Faktor pemupukan
· Sifat-sifat pupuk organic
· Pengelempokan pupuk
· Kelebihan dan kekurangan pupuk organic dan anorganik.


Pengertian Pupuk
Pupuk dapat diartikan segala sesuatu yang diberikan kepada tanaman baik secara langsung kepada tubuh tanaman maupun melalui tanah yang bertujuan untuk menambah unsure hara (nutrisi bagi tanaman)
Unsur Hara
Paling sedikit terdapat 16 unsur hara yang sangat penting dibutuhkan tanaman atau sering disebut dengan istilah unsur hara esensial, yaitu: C = Karbon; H = Hidrogen; O = Oksigen; N = Nitrogen; P = Posfor; K = Kalium/Potasium; Ca = Kalsium; Mg = Magnesium; S = Sulfur; Cl = Klor;  B = Boron; Cu = Tembaga; Mn = Mangan; Fe = Besi; Zn  = Seng; dan Mo = Molibdenum.
Beberapa unsure hara tersebut diperoleh tanaman melalui tanah, air dan udara. Unsure hara yang berasal dari udara antara lain karbon dalam bentuk gas karbondioksida (CO2), Oksigen dalam bentuk gas Oksigen (O2), dan hydrogen dalam bentuk gas H2O. selain itu, hydrogen dan oksigen juga disuplai dari air. Karena ketersediaanya melimpah, maka unsure-unsur tersebut jarang dipermasalahkan.
Lain halnya dengan 13 unsur lain yang ketersediaanya terbatas di dalam tanah. Bahkan, tak jarang ada unsure yang dibutuhkan tanaman habis persediaannya lantara telah digunakan tanaman atau terbawa erosi. Akibatnya, pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan cenderung kerdil.
Dari k-13 unsur tersebut ada enam unsur yang di butuhkan tanaman dalam jumlah banyak, diantaranya N, P, K, Ca, dan Mg. Keenam unsur tersebut lebih di kenal sebagai unsure hara makro. Bahkan  N, P, dan K di sebut sebagai unsure hara pokok, karena mutlak di butuhkan tanaman untuk tumbuh. Sementara Ca, S, dan Mg dikenal sebagai unsure hara sekunder atau penunjang. Tujuh unsure lainnya, seperti Cl, B, Cu, Mn, Fe, Zn, dan Mo,dikenal sebagai unsure hara mikro.
no
Jenis unsure hara
Manfaat
Gejala defisiensi
1
Nitrogen (N)
Memacu pertumbuhan tanaman secara umum, terutama pada fase vegetative. Berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain.
Pertumbuhan tanaman lambat. Mula-mula daun menguning dan mongering, lalu rontok. Daun yang menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atasnya.
2
Posfor (P)
Membantu pembentukan protein dan mineral yang sangat penting bagi tanaman. Bertugas mengedarkan energy ke seluruh bagian tanaman. Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar. Mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman, serta mempercepat pemasakan biji dan buah.
Daun bawah berubah warna menjadi tua atau tampak mengkilap merah keunguan. Kemudian menjadi kuning keabuan, dan rontok. Tepi daun, cabang, dan batang berwarna merah ungu, kemudian menjadi kuning. Batang kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Jika sudah terlanjur berbuah, ukurannya kecil, jelek, dan lekas matang.
3
Potasium / Kalium (K)
Membantu pembentukan protein, karbohidrat, dan gula. Membantu pengangkutan gula dari daun ke buah, memperkuat jaringan tanaman, serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
Daun mengerut atau menguning, timbul bercak-bercak merah coklat, lalu kering dan mati. Perkembangan akar lambat, buah tumbuh jelak dan tidak tahan lama.
4
Kalsium (Ca)
Mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang. Membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim pertumbuhan, serta menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan.
Teti daun muda mengalami klorosis, lalu menjalar ke tulang daun. Kuncup tanaman muda tidak berkembang dan mati. Terdapat bintik hitam pada serat daun. Akar pendek, buah pecah, dan bermutu rendah.
5
Magnesium (Mg)
Membatu pembentukan klorofil, asam amino, vitamin, lemak, dan gula. Berperan dalam transportasi posfat pada tanaman.
Daun tua mengalami klorosis, menguning, dan bercak coklat, ingga akhirnya rontok. Pada tanaman penghasil biji akan menghasilkan biji yang lemah.  
6
Belerang (S)
Membantu pembentukan asam amino, protein, dan vitamin. Membantu pembentukan bintil akar dan pertumbuhan tunas baru.
Daun muda berwarna hijau muda, mengkilap, tepi agak pucat keputihan, lalu berubah menjadi kuning hijau. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek, dan kurus.
7
Boron (B)
Membawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman. Mempercepat penyerapan unsure kalium. Merangsang tanaman berbunga dan membantu proses penyerbukan. Meningkatkan kualitas produksi sayuran dan buah-buahan.
Tunas pucuk mati dan berwarna hitam, lalu muncul tunas samping, tetapi tidak lama kemudian akan mati. Daun mengalami klorosis dimulai dari bagian bawah daun, lalu mongering. Daun yang baru muncul kerdil dan akhirnya mati. Daun tuanya berbentuk kecil, tebal, dan rapuh. Pertumbuhan batang lambat, dengan ruas-ruas cabang yang pendek.
8
Tembaga (Cu)
Membantu pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam pembentukan enzim tanaman
Daun muda berwarna kuning, layu, dan tidak berkembang. Pertumbuhan dan kesuburan tanaman terhambat secara keseluruhan.
9
Klor (Cl)
Berperan dalam pembentukan hormone tanaman. Meingkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman
Tanaman gampang layu. Daun pucat, keriput, dan sebagian mongering. Produktivitas tanaman rendah dan pemasakan buah terlambat.
10
Besi (Fe)
Berperan pada proses-proses fisiologis tanaman, seperti proses pernafasan, pembentukan klorofil, dan fotosintesis.
Daun muda berwarna putih pucat, lalu kekuningan, dan akhirnya rontok. Tanaman perlahan-lahan mati, dimulai dari pucuk.
11
Mangan (Mn)
Membantu proses fotosintesis, dan berperan dalam pembentukan enzim-enzim tanaman
Pertumbuhan tanaman kerdil, daun berwarna kekuningan atau merah dan sering rontok, pembentukan biji tidak sempurna.
12
Molybdenum (Mo)
Fungsi sama seperti Cu, berperan sebagai pengikat nitrogen bebas dari udara untuk pembentukan protein, dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman legum
Daun berubah warna, keriput dan melengkung seperti mangkuk. Muncul bintik-bintik kuning di setiap lembaran daun dan akhirnya mati. Pertumbuhan tanaman terhenti.
13
Seng (Zn)
Membantu dalam pembentukan auksin, klorofil, dan karbohidrat
Daun kuning pucat atau kemerahan, muncul bercak-bercak putih di permukaan daun hingga akhirnya mongering, berlubang, dan mati. Perkembangan akar tidak sempurna, sehingga pendek dan tidak subur.

Klasifikasi Pupuk
Untuk mengenaldan mengetahui sifat-sifat, jenis dan macam pupuk perlu dilakukan penggolongan atau klasifikasi pupuk dengan dasar yang berbeda-beda:
a.   Pupuk berdasarkan sumber atau cara terbentuknya
1.      Pupuk alam
Pupuk alam adalah pupuk yang terjadi/terbentuk secara alami tanpa bantuan manusia atau tanpa melalui proses industry/pabrik.
Pupuk alam selalu disamakan dengan pupuk organic, karena kebanyakan pupuk alam itu terdiri dari senyawa organic. Contoh pupuk alam diantaranya pupuk kandang, kompos, guano, pupuk hijau, tepung tulang, dan lain sebagainya. Pupuk ini akan dibahas tersendiri.
2.      Pupuk buatan
Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan kandungan unsure hara tertentu. Pada umumnya kandungan unsure haranya lebih tinggi, mudah larut dan cepat diserap oleh akar tanaan. Alas an inilah yang membuat pupuk ini banyak digunakan .
Akan tetapi pupuk ini mempunyai kelemahan jika penggunaannya berlebihan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan dan tanaman.

b.   Pupuk berdasarkan kandungan unsure haranya
1.      Pupuk tunggal
Pupuk tunggal merupakan pupuk yang hanya mengandung saru unsure hara. Contohnya Urea yang hanya mengandung unsure hara N.
2.      Pupuk majmuk
Pupuk majmuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara. Jika hanya mengandung dua unsure hara maka disebut pupuk majmuk tak lengkap, sedangkan jika mengandung ketiganya N, P, dan K disebut pupuk majmuk lengkap, Contohnya pupuk NPK.

c.   Pupuk berdasarkan reaksinya
1.      Pupuk asam
Pupuk asam adalah pupuk yang jika diberikan ke tanah akan mempengaruhi sifat reaksi tanah menjadi asam atau menurunkan pH tanah.
2.      Pupuk basa
Pupuk basa adalah pupuk yang jika diberikan ke tanah akan mempengaruhi sifat reaksi tanah menjadi basa atau menaikkan pH tanah.
3.      Pupuk netral
Pupuk netral adalah pupuk yang jika diberikan ke tanah tidak akan mempengaruhi sifat reaksi tanah, baik  menjadi asam ataupun basa.

d.   Pupuk berdasarkan bentuknya
1.      Pupuk padat
Pupuk padat adalah pupuk yang mempunyai bentuk padat yang dapat dibedakan menjadi pupuk Kristal, butiran (granular), pellet, dan tablet.
2.      Pupuk cair
Pupuk cair adalah pupuk yang bentuknya cairan. Pupuk ini kebanyakan untuk disemprotkan pada tanaman.

e.   Pupuk berdasarkan aplikasinya pada tanaman
1.      Pupuk akar
Pupuk akar adalah pupuk yang diberikan pada akar tanaman melalui tanah.
2.      Pupuk daun
Pupuk daun adalah pupuk yang diberikan pada tanaman melalui daun dan bagian tanaman di atas permukaan tanah dengan cara disemprotkan. Pupuk ini biasanya berbentuk pupuk cair atau pupuk padat yang dicairkan seperti urea.

Faktor Pemupukan
Dalam melakukan pemupukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1.      Tanaman yang akan dipupuk
Unsure hara yang diserap tanaman digunakan antara lain untuk menyusun bagian tubuh tanaman. Jumlah unsure hara yang dibutuhkan untuk menyusun bagian tanaman tersebut berbeda untuk setiap jenis tanaman, maupun untuk jenis tanaman yang sama tetapi dengan tingkat produksi yang berbeda.
2.      Tanah yang dipupuk
Kandungan tanah akan unsure hara berbeda-beda sehingga kebutuhan pupuk setiap jenis tanah juga berbeda. Keasaman tanah juga mempengaruhi jenis pupuk yang akan diberikan. Dalam hal ini reaksi fisiologis dari pupuk perlu diperhatikan.
3.      Jenis pupuk yang digunakan
Tiap jenis pup0uk mempunyai kandungan, reaksi fisiologis, kelarutan, kecepatan bekerja yang berbeda-beda, sehingga junlah dan jenis pupuk yang diberikan berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman atau jenis tanah.
4.      Jumlah pupuk yang diberikan
Jumlah pupuk yang diberikan berhubungan dengan kebutuhan tanaman akan unsure hara, kandungan unsure hara yang ada dalam tanah, serta kadar unsure hara yang terdapat dalam pupuk.
5.      Waktu pemupukan
Untuk pupuk yang bekerjanya cepat diberikan setelah tanam dan sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit secara bertahap dalam 2 atau 3 kali pemberian, karena pupuk ini mudah tercuci atau menguap. Sebaliknya untuk pupuk yang bekerjanya lambat diberikan sebelum tanam dan secara keseluruhan (sekaligus).

Menentukan kebutuhan pupuk.
a.   Melalui biomasa tanaman
Jumlah unsure hara yang diserap tanaman dipengaruhi antara lain oleh jenis tanaman, banyaknya hari, ketersediaan unsure hara dan keadaan iklim. Tanah yang ditanami dengan jenis tanaman yang sama secara terus-menerus akan kehilangan unsure hara tertentu dengan cepat. Untuk mengetahui banyaknya unsure hara yang diserap dan dibawa pada waktu panen dapat dilakukan dengan analisis tanaman dan tanah.
b.   Berdasarkan rekomendasi
Ada 2 jenis rekomendasi/anjuran pemupukan, yaitu:
1.      Rekomendasi pemupukan daerah
Biasanya direkomendasikan oleh masing-masing daerah, baik tingkat propinsi maupun tingkat kabupaten. Rekomendasi ini biasanya atas dasar analisa tanah dan iklim setempat. Beberapa wilayah di Indonesia mempunyai jenis tanah/struktur tanah dan iklim yang berbeda, sehingga mempunyai anjuran pemupukan yang berbeda pula. Rekomendasi tersebut biasanya dikeluarkan oleh Dinas Pertanian atau Balai-balai Penelitian di wilayah masing-masing.

2.      Rekomendasi perusahaan
Ada beberapa perusahaan dibidang pertanian yang sudah melakukan penelitian-penelitian tentang pemupukan, terutama perusahan produsen benih. Rekomendasi ini biasanya dianjurkan secara spesifik pada setiap komoditasnya dan tidak tergantung pada tempat.

Fase Pertumbuha Tanaman
Pada dasarnya, tanaman mengalami dua fase pertumbuhan, yaitu fase fegetatif dan fase generative. Fase vegetative terjadi ketika tanaman sedang mengalami pertumbuhan vegetaif yaitu cabang, daun, dan tunas tanaman. Sedangkan fase generative adalah komdisi ketika tanaman sedang berada dalam masa reproduksi, artinya tanaman sedang memunculkan bunga dan buah untuk kepentingan reproduksinya. Untuk kedua fase tersebut, jenis pupuk yang digunakan berbeda satu sama lain. Kesalahan memilih pupuk dapat membuat pertumbuhan tanaman teganggu, bahkan hasil bunga dan buah yang diharapkan tidak tercapai.
1.    Fase Vegetatif
Pada masa pertumbuhannya, tanaman muda memerlukan nutrisi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan vegetatifnya, baik batang, cabang, maupun daun. Pada masa tersebut, tanaman sedang membentuk tubuhnya agar menjadi tanaman yang sehat dan kuat. Karena itu, tanaman membutuhkan protein untuk membangun tubuhnya. Mengingat protein diambil dari unsure nitrogen, maka tanaman pun memerlukan banyak nitrogen pada masa vegetatrifnya, itulah sebabnya tanaman membutuhkan pupuk nitrogen atau pupuk yang berkadar N tinggi. Hal serupa berlaku untuk jenis tanaman hiadsdaun dan sayuran daun. Pemberian pupuk nitrogen akan memberikan kesuburan pertumbuan bagi daun-daun tanaman tersebut.
Selain pupuk nitrogen, tanaman juga memerlukan unsure lain untuk mendukung pertumbuhan daun pada masa vegetatifnya, unsure-unsur lain yang dimaksud antara lain Mg, Mn, Fe, dan Zn. Pupuk berkadar N tinggi biasanya berupa pupuk kandang atau kompos, urea, dan ZA. Sementara contoh majmuk berkadar N tinggi yaitu Dekaform, Dekastar 18-11-10, Agroformula 1, Suburin A1, Gramafert Forula NT, Gandasil D, BASF Foliar D, Bayfolan, Complesal, NPK ccair, Greenzet, dan Hyponex merah. Penerapannya bisa diberikan lewat akar maupun daun, tergantung jenis pupuk yang digunakan.
Meskipun termasuk dalam pase pertumbuhan vegetative, pemupukan tanaman di persemaian atau di pembibitan tidak membutuhkan unsure N dalam jumlah banyak. Sebab kebutuhan unsure hara lebih bayak dikonsentrasikan untuk pertumbuhan dan perkembangan system perakaran. Oleh karena itu, tanaman di persemaian justru membutuhkan unsure P yang berperan memacu pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman. Selain itu, bibit juga membutuhkan kalsium untuk mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar. Pupuk yang epat untuk tanaman di persemaian antara lain TSP, Growmore 10-55-10. BASF Foliar B, Gandasil D, Mamigro powder 12-27-23, dan Gramafert Formula PT.


2.    Fase Generatif
Fase generative tanaman ditandai dengan berkurangnya atau terhentinya laju pertumbuhan vegetative tanaman. Pada saat itu, tanaman tidak lagi membuat tunas dan daun-daun baru. Pertumbuhan ranting juga mulai berangsur lambat, sehingga jarak antar ruas tanaman makin pendek.
Memasuki fase generative, tanaman bunga dan buah tidak lagi membutuhkan banyak unsure N. pemberian pupuk N yang banyak pada fase ini akan memperpanjang fase vegetative tanaman. Akibatnya, tanaman tidak akan memunculkan tunas-tunas pembuahan melainkan memunculkan daun-daun baru. Bahkan, pemberian pupuk N pada saat tanaman berbunga dan pada awal pembentukan buah dapat menyebabkan bungan dan buah rontok. Oleh karena itu, pemeberian pupuk N harus dikurangi atau dihentikan saat tanaman memasuki fase generative.
Unsure hara yang diperlukan justru unsure P yang berperan dalam pembentukan bunga dan buah, sementara unsure K berperan dalam pembentukan karbohidrat dan gula yang berfungsi untuk membuat kualitas bunga dan buah yang dihasilkan akan lebih baik. Intinya, pupuk K juga diperlukan tanaman untuk memperkuat kondisi tanaman agar tidak mudah terserang hama dan penyakit.
Pada tanaman sayuran berumbi, selain membutuhkan pupuk P, tanaman juga memerlukan unsure hara yang berperan untuk pembentukan karbohidrat, dalam hal ini Kalium (K). pemberian pupuk K pada masa pembentukan umbi dapat meningkatkan bobot dan kualitas umbi.
Mengingat unsure P yang diberikan lewat tanah tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman, maka sebaiknya pupuk ini diberikan pada akar sekitar dua bulan sebelum pembungaan. Oleh karena itu, pemberian pupuk P pada tanaman seperti sayuran dan buah-buahan semusim harus sudah dilakukan bersamaan dengan pemebrian pupuk dasar. Dengan demikian, unsure P dapat langsung terpenuhi saat tanaman membutuhkannya untuk kepentingan pembungaan dan pembuahan. Pupuk yang dapat digunakan diantaranya TSP, Grama-Fert Formula PT, Agro Formula II, dan Magamp Plus K. smentara itu pupuk K diberikan sebelum tanam berbunga. Jenis pupuk K yang dapat digunakan KCl, Agro Formula III, Gramafert Formula KT, Dakastar 6-13-25, dan NPK Formula KT.
Selain pemberian lewat akar, pemberian pupuk P dan K dapat pula diberikan melalui daun dengan cara penyemprotan, paling lambat 2 – 3 minggu sebelum pembungaan atau akhir musim hujan. Pupuk daun pada akhir musim hujan. Pupuk daun yang dapat dipilih diantaranya BASF Foliar B, Gandapan Reginae, Gandasil B, Gaviota 67, Growmore 10-55-10, Hyponex Biru, Nutrafos Super K, Vitalik P, dan Vitabloom Spesial Biru.
Ada beberapa keuntungan jika pupuk P diaplikasikan melalui daun. Pemberian pupuk p lewwat daun sama artinya dengan memasok bahan makanan langsung ke dapur, sehingga dapat langsung diolah oleh tanaman. Sedangkan jika diberikan lewat akar, sebagian unsure P akan tersekap, sehingga hanya sedikit yang dapat diserap akar tanaman.
Pada saat tanaman memunculkan bunga, pemupukan lewat akar atau daun sebaiknya dihentikan. Pasalnya pemberian pupuk akar pada saat tanaman sedang berbunga dapat menyebabkan tanaman stress yang berakibat kerontokan bunga dan buah yang baru terbentuk. Penyemprotan pupuk daun setelah tanaman memunculkan bunga dapat membunuh benang sari, sehingga proses penyerbukan tidak dapat terjadi. Pemupukan dapat dilakukan kembali saat buah sudah berukuran cukup besar.

Pupuk Organik
Pupuk organic adalah pupuk yang berasal dari pelapukan bahan-bahan organic, baik dari sisa-sisa tanama, fosil manusia dan hewan, kotoran hewan, dan batuan-batuan organic. Pupuk organic juga dapat berasal dari limbah industry, sepertis limbah rumah potong hewan, limbah industry minyak asiri.
Sebagai hasil pelapukan sisa-sisa mahluk hidup, pupuk organic termasuk pupuk lengkap. Artinya di dalam pupuk tersebut terkandung unsure makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Tetapi kelemahanya bahwa unsure hara tersebut di dalam pupuk organic tergolong rendah, sehingga aplikasinya harus dilakukan dalam jumlah banyak. Hal ini akan meningkatkan biaya pengangkutan, dan membutuhkan banyak tenaga.
Meskipun unur-unsur haranya tergolong rendah atau sedikit, pupuk organic lebih ramah lingkungan disbanding pupuk anorganik.  Kelebihan atau keunggulan pupuk organic secara rinci adalah sebagai berikut;
1.      Dapat memperbaiki dan menjaga struktur tanah tetap gembur, sehingga pertumbuhan akar tanaman menjadi lebi baik.
2.      Meningkatkan daya serap dan daya pegang tanah terhadap air, sehingga ketersediaan air yang dibutuhkan tanaman memadai, karena bahan organic dapat mengikat air lebih banyak dan lebih lama.
3.      Menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah. Bahan organic menjadi makanan utama bagi organism dalam tanah seperti cacing dan mikroorganisme yang menguntungkan.
4.      Mengurangi tersekatnya posfat dan meningkatkan ketersediaan unsure-unsur hara yang lain yang mudah diserap oleh tanaman.
Pupuk organic yang utamum dikenal di masyarakat yaitu, pupuk kandang, kompos, humus, pupuk hijau, kascing, dan guano (kotoran brung).
Selain pupuk-pupuk tersebut , kini banyak beredar pupuk organik yang diproduksi khusus. Bahan dasar pembuatannya tetap dari bahan organik, tetapi telah diproses secara moderen untuk memenuhi tuntutan pasar. Untuk memudahkan kita memilahnya, maka pupuk organik ini dibedakan menjadi pupuk organik alami dan pupuk organik buatan.
a.   Pupuk organik alami
1.    Pupuk Kandangran
Pupuk kandang berasal dari hasil pembusukan kotoran hewan, baik itu berbentuk padat (berupa fases atau kotoran) maupun cair (berupa air seni atau air kencing), sehingga warna, rupa, tekstur, baun dan kadar airnya tidak lagi murni 100% kotoran hewan, tetapi juga termasuk sisa makanan dan alas tidurnya. Semua kotoran hewan dapat dijadikan sebagai pupuk kandang, hanya saja kebanyakan berasal dari kotoran hewan ternak karena mudah dikumpulkan.
Kandungan unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, kondisi pemeliharaan, dan jenis pakan. Berikut ini gambaran beberapa kandungan unsur hara dari hewan peliharaan.
No
Pupuk kandag
Kandungan unsur hara (%)
N
P
K
1
Sapi
0,97
0,69
1,66
2
Kuda
0,50
0,74
0,84
3
Biri-biri
2,04
1,66
1,83
4
Ayam
2,71
6,31
2,01
5
Itik
0,83
1,80
0,43
6
Kambing
0,60
0,30
0,17
7
Domba
0,75
0,50
0,45
8
Babi
1,25
1,85
0,75

Dari contoh di atas dapat dilihat kandunga unsur hara masing-masing hewan tidak begitu signifikan, sehingga yang mana saja bisa digunakan asal tersedia. Yang penting dalam penggunaan pupuk kandang adalah kematangan pupuk. Ciri pupuk kandag yang sudah matang diantaranya: tidak berbau tajam (tidak bau amoniak), terasa dingin bila dipegan, berwarna gelap, kering, dan gembur bila diremas. Pupuk kandang yang belum matang apa lagi baru keluar dari ternak, sebaiknya tidak digunakan dulu, sebab kotoran masih mengalami proses dekomposisi atau penguraian oleh jasad renik, salah satu hasil penguraian tersebut adanya energi panas yang akan memberikan efek negarif buruk bagi tanaman.
2.    Kompos
Kompos adalah sampah organic yang telah mengalami proses pelapukan atau dekomposisi akibat adanya interaksi mikroorganisme yang bekerja di dalamnya. Bahan-bahan organic yang biasa dipakai bisa berupa dedaunan, rumput, jerami, sisa ranting datu dahan pohon, kotoran hewan, bunga yang telah gugur, air kencing hewan, dan sampah dapur.
Kandungan unsure hara dalam kompos sangat bevareasi, tergantung pada bahan yang dikomposkan, cara pengomposan, dan cara penyimpanan kompos. Berikut ini kandungan unsure hara yang terdapat pada bebrapa jenis kompos
No
Jenis kompos
Kandungan UH (%)
N
P
K
1
Kompos tanah sawah
1,45
0,19
0,49
2
Kompos + kotoran sapi
1,07
0,46
0,47
3
Jerami + kotoran ayam
1,43
0,81
0,48
4
Eceng gondok
1,85
2,24
0,79
5
Eceng gondok + kotoran ayam
1,43
4,20
0,15
6
Eceng gondok + kotoran sapi
1,73
4,98
0,06
7
Tanaman jagung + kotoran ayam
3,20
0,75
0,51
8
Sampah organi rumah
1,63-2,15
1,30-3,27
0,72-1,53

Cara pembuatan kompos sangat beragam, namun semuanya memiliki konsep dasar yang sama, yakni merangsang perkemangan dan aktivitas mikroorganisme pengurai untuk mengubah bahan organic menjadi unsur-unsur yang siap diserap tanaman. Konsep ini sebenarnya meniru proses terbentuknya humus oleh alam dengan bantuan mikroorganisme, baik yang membutuhkan oksigen tinggi (aerob) maupun yang bekerja pada kadar oksigen rendah (anaerob). Jika proses pembusukan alami antara aerob dan anaerob berjalan secra bergantian, dalam pembuatan kompos kondisinya dapat diatur sedemikian rupa, sehingga proses pembusukan dapat berjalan lebih cepat.
Activator adalah bahan khusus yang menunjang aktivitas mikrooganisme dalam proses pembusukan bahan organic. Activator bisa mengandung mikroorganisme pengurai dan bahan makanan tau hormone yang menunjang kelangsungan hidup mikroorganisme pengurai. Dengan menambahkan activator pada bahan kompos, maka akan semakin banyak jumlah dan jenis mikroorganisme yang bekerja dalam proses pengomposan.
3.    Humus
humus mirip dengan kompos, tetapi proses pelapukan BO (bahan organic) nya secara alami. Bahan dasar humus umumnya berupa sisa-sisa ranaman yang telah melapuk di kawasan hutan. Humus biasanya terdapat pada lapisan tanah bagian atas (top soil).
Kandungan hara dalam humus sangat  kompleks, mengandung unsure hara makro maupun mikro.
Humus terbentuk dari pelapukan yang alami selama bertahun-tahun dan biasanya berada di kawasan hutan,maka kerberadaaan humus di pasaran sangat terbatas, tak heran harganya lebih mahal dari pada pupuk kandang dan kompos, sehingga jarang dipai secara luas.
4.    Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal daari tanaman atau bagaian tanaman tertentu yang dibenamkan di dalam tanah dalam kondisi segar. Tujuannya untuk menambah bahan organic tanah dan unsure hara tanah, trutama nitrogen. Karena itu, tanaman yang digunaka adalah jenis yang mempunyai kemampuan mengikat N bebas dari udara dan mengubahnya menjadi bentuk yag dapat diserap tanaman. Selain meningkatka jumlah N di dalam tanah, pupuk hijau juga berguna meningkatkan kandaungan humus tanah, mendukung kehidupan jasad renik dalam tanah, dan mengembalikan unsure hara yang tercuci.
Tanaman yang bagus untuk bahan pupuk hijau adalah tanaman kacang-kacangan (Leguminosae), karena tanaman ini bersimbiosis mutualisme dengan bakteri penambat N yaitu hizobium.

5.    Kascing
6.    Guano
b.   Pupuk organik buatan


Pupuk Anorganik
Jenis pupuk ini disebut pupuk anorganik lantaran bahan dasarnya tidak terbuat dari bahan-bahan organic atau sisa-sisa mahluk hidup. Pupuk anorganik dikenal pula sebagai pupuk kimia yang diolah dan diproduksi di pabrik-pabrik dengan kadar unsure hara tertentu yang telah ditentukan.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons