SELAMAT DATANG DI BLOG ATPH SMK NEGERI 1 PAGELARAN

Minggu, 01 Mei 2011

Hidroponik kit 1

Memenuhi Kebutuhan Sayuran di Rumah

Bersyukurlah Anda yang rajin mengonsumsi sayuran. Tidak dipungkiri, aneka sayuran hijau dan segar kaya akan serat, vitamin, mineral dan kandungan air yang bermanfaat bagi tubuh. Selama ini darimana Anda mendapatkan sayuran? Mungkin membeli di supermarket, pasar tradisional atau tukang sayur yang lewat di depan rumah. Nah bagaimana kalau sekarang Anda memiliki kebun sayur sendiri?

Penyebab tak punya kebun sayur sendiri pasti beragam, tidak ada lahan, tidak ada waktu atau malas mengurus tanaman. Semua alasan itu kini terpatahkan. Kini ditemukan teknik menanam sayuran yang praktis, tidak membutuhkan lahan yang luas dan hasilnya lumayan. Dimanapun tinggal, tidak harus di dataran tinggi, Anda bisa tetap bisa memanen sayuran.

Anda tertarik, berikut ulasannya.

Teknis menanam sayuran yang praktis adalah menggunakan metode pengairan pasang surut atau lebih dikenal dengan istilah hidroponik kit. Metode menarik ini telah dipraktekan di Parungfarm, Parung, Bogor, sejak tahun 2000. Hasil panennya tak kalah dibandingkan menanam sayuran dengan media tanah.

Menurut pemilik Parung Farm, Matius Aritonang, metode hidroponik kit sangat pas dipraktikan dilingkungan rumahan (keluarga). Karena, peralatan yang dibutuhkan sederhana, yaitu memanfaatkan barang yang ada di lingkungan sekitar.
Gelas dan botol bekas minuman mineral, corong yang tak terpakai, peralon dan styrofoam adalah contoh barang-barang bekas yang mendukung teknik hidroponik kit.

Media air

Namanya juga hidroponik, maka media tanamnya tidak menggunakan tanah, melainkan air. Menurut perintis hidroponik kit, Sudibyo Karsono dari Parung Farm, teknik ini mudah saja, yaitu bagaimana cara memainkan air pasang surut agar secara berkala membasahi akar sayuran. Akar sebagai media penyerap makanan bagi tanaman harus selalu kena sentuhan air.

Dengan teknik hidroponik kit, Anda juga tidak perlu lagi repot-repot harus memberi pupuk atau menyiram tanaman. Karena air pasang surut sebelumnya sudah dicampur dengan pupuk.

Kok bisa sistem ini secara berkala menyentuh akar? Ternyata Sudibyo menggunakan timer yang dihubungkan ke tenaga listrik 35 watt. Ketika listrik dinyalakan, secara otomatis semua sistem bekerja semestinya.

Cara kerjanya, nutrisi dalam air dialirkan melalui pompa. Di ujung saluran dipasang corong yang di atasnya ditaruh benih sayuran dalam pot. Saat pompa dinyalakan, nutrisi memenuhi corong dan merendam pot.

"Kurang lebih semenit pot akan terendam, tanaman pun mendapat nutrisi. Setelah itu, larutan turun. Lima menit kemudian terjadi lagi pengulangan dan seterusnya. Cara ini menghasilkan sayuran yang lebih sehat dan praktis" papar Sudibyo.

Bagaimana kalau mati lampu? Nah ini yang menjadi kendala. Otomatis sistem akan terganggu. Kalau mati lampu lebih dari 15 menit akar tidak terkena air, akibatnya tanaman sayur bisa layu.

Karena itu, untuk Anda yang tinggal di daerah yang sering terkena giliran listrik mati, perlu menyiapkan sumber listrik cadangan, seperti genset, aki (accu) atau bateri.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons